TIMES TANGSEL, PACITAN – Sekolah Rakyat di Kabupaten Pacitan bakal menggelar Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) untuk siswa gelombang I tahap dua pada 30 September 2025.
Plt Kepala Dinas Sosial Pacitan, Khemal Pandu Pratikna, mengatakan kuota untuk gelombang II belum terpenuhi. Dari target 100 siswa, baru separuhnya yang mendaftar.
“Alhamdulillah pembangunan fisik maupun non-fisik sarana prasarana berjalan dengan baik. Tapi memang untuk kuota gelombang II belum terpenuhi. Dari kuota 100 baru terpenuhi 50 persen,” ujarnya, Kamis (25/9/2025).
Ia menjelaskan, gelombang II berbeda dengan gelombang pertama. Pada gelombang ini, perekrutan dipastikan khusus untuk anak-anak putus sekolah.
“Kami berupaya untuk melakukan pendekatan kepada orang tua siswa karena gelombang II ini kita pastikan sumbernya dari anak-anak yang pasti putus sekolah.
Berbeda dengan gelombang pertama yang perekrutannya dilakukan sebelum dimulainya penerimaan siswa baru tahun ajaran baru untuk sekolah umum. Otomatis anak-anak yang kita rekrut benar-benar yang putus sekolah,” tegasnya.
Menurut Khemal, tantangan utama ada pada upaya mengedukasi orang tua. “Kendalanya adalah bagaimana kita mengedukasi orang tua untuk kemudian mau sekolah kembali,” tambahnya.
Soal pembelajaran, ia memastikan tidak ada masalah berarti. Hanya saja, pihaknya menemukan pola serupa seperti di sekolah umum lain, yakni siswa terlalu bergantung pada gawai.
“Kalau kendala pembelajaran 1A alhamdulillah berjalan dengan baik tidak ada kendala. Tapi ada satu hal yang bisa ditemukan di sekolah lain bahwa anak-anak itu dalam tanda kutip ketergantungan terhadap gadget. Itu kemudian kita kurangi, ini juga menjadi fokus kami sehingga mereka kita berikan pengertian,” jelasnya.
Khemal menuturkan, petunjuk teknis materi MPLS masih menunggu dari Kementerian Sosial. Namun, pihaknya sudah menyiapkan agenda dengan mengundang orang tua siswa untuk mengenal lebih dekat lingkungan sekolah.
“Point utama kita adalah ingin mengedukasi bagaimana sekolah dengan sistem asrama. Kendati semuanya sudah terjamin dan gratis, namun para siswa belum terbiasa dengan kehidupan asrama dengan alasan jauh dari orang tua dan lain-lain,” ucapnya.
Ia menegaskan, dukungan orang tua menjadi kunci keberhasilan. “Paling penting adanya support dari orang tua. Kalau selama ini yang jadi kendala pendidikan adalah biaya, maka keberadaan Sekolah Rakyat yang semuanya gratis ini justru anomali,” pungkasnya.
Kendati begitu, pembangunan sarana dan prasarana Sekolah Rakyat Pacitan berjalan dengan lancar dan baik. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Simak Jadwal MPLS Sekolah Rakyat Pacitan Gelombang I C, Masih Ada Kuota Siswa Baru
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |