TIMES TANGSEL, JAKARTA – Pengobatan diabetes kini memasuki era baru dengan pendekatan yang lebih holistik. Menurut dr. Ida Ayu Made Kshanti, Sp.PD, KEMD, Kepala Klinik Edukasi Diabetes RSUP Fatmawati, pengelolaan diabetes tidak lagi hanya berpusat pada penurunan kadar gula darah, tetapi juga pada pencegahan komplikasi serius.
"Saat ini fokus tatalaksana diabetes berubah jadi tidak hanya fokus gula darah tapi fokus pencegahan komplikasi terutama komplikasi kardiorenal, dan memperbaiki metabolik gula darah, berat badan dan obesitas,” ungkapnya dalam seminar Tracking Issues in Diabetes Management in Hospital di IMERI FKUI Jakarta, Jumat (22/11/2024).
Asesmen Menyeluruh untuk Pengobatan Spesifik
Pendekatan baru ini mengutamakan asesmen mendalam untuk menyesuaikan pengobatan dengan kebutuhan spesifik pasien. Asesmen melibatkan:
- Edukasi diabetes untuk meningkatkan kemandirian pasien.
- Aktivitas fisik yang sesuai, memastikan olahraga aman dan efektif.
- Perencanaan pola makan detail untuk menunjang terapi.
- Farmakoterapi dan pemantauan gula darah mandiri.
“Tidak ada pengobatan yang sama untuk setiap pasien. Guideline baru membantu menentukan terapi sesuai kebutuhan individu,” jelas dr. Ida.
Asesmen itu juga mencakup evaluasi risiko Atherosclerotic Cardiovascular Disease (ASCVD), potensi gagal jantung, status ginjal, serta komplikasi lain seperti gangguan saraf, mata, dan hati. Data yang terkumpul digunakan untuk menentukan target pengobatan, termasuk kontrol tekanan darah, berat badan, dan gaya hidup. Serta merancang intervensi multidisiplin, termasuk kolaborasi dengan psikolog perilaku bila diperlukan.
Obat Modern untuk Efikasi Maksimal
Dalam farmakoterapi, obat-obatan seperti metformin dan SGLT2 inhibitors menjadi andalan. Namun, efikasi dan keamanannya, terutama terkait risiko hipoglikemia serta efek pada jantung dan ginjal, harus dipantau dengan cermat. Pendekatan ini bertujuan menekan angka kematian akibat komplikasi kardiorenal.
Kolaborasi Multidisiplin untuk Penanganan Diabetes yang Lebih Baik
dr. Ida menekankan pentingnya kolaborasi lintas disiplin dalam pengobatan diabetes. Internis, ahli gizi, psikolog, dan spesialis lainnya perlu bekerja sama untuk menghadapi meningkatnya prevalensi diabetes di Indonesia.
“Diabetes adalah penyakit kompleks. Penanganan yang baik membutuhkan keterlibatan berbagai disiplin untuk memastikan pasien mendapatkan terapi yang optimal,” tambahnya.
Pendekatan Holistik adalah Kunci
Pendekatan pengobatan diabetes yang holistik dan berbasis asesmen menyeluruh membuka peluang lebih besar untuk meningkatkan kualitas hidup pasien sekaligus mencegah komplikasi serius. Dengan fokus pada pengelolaan komplikasi kardiorenal, perbaikan gaya hidup, dan pengobatan individual, pasien diabetes memiliki harapan hidup yang lebih baik lagi.
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Pendekatan Baru Pengobatan Diabetes, Fokus pada Penanganan Holistik
Pewarta | : Antara |
Editor | : Faizal R Arief |